Ponpesma Unisla
Hikmah

Kasih Sayang Kepada Sesama Makhluk

Burung
Share & Like Post ini :


Perintah menyayangi kepada sesama makhluk Allah baik yang hidup di bumi, baik yang berakal maupun yang tidak berakal adalah suatu keniscayaan.

Orang yang sayang kepada sesama makhluk Allah di bumi itu, maka makhluk Allah yang ada di langit, akan sayang pula kepadanya. Orang yang bersifat welas asih kepada sesama manusia (entah apapun agamanya), maka Makhluk Allah seperti Malaikat dan lain-lain, yang ditugasi Allah hidup di langit pun akan sayang pula.

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

yang artinya kurang lebih sebagai berikut : “Orang penyayang adalah orang yang disayangi Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi Dzat yang di langit”. 

Makna luas dari kalimat Ar Rahimuuna itu bukan sebatas hanya kepada sesama manusia saja, tapi lebih dari itu, tapi termasuk hewan (segala jenis) pun tidak boleh dibunuh atau dimatikan secara tidak baik.

Dikisahkah dalam kitab Usyfuriyyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar yang terdapat pada halaman 2. Pernah suatu ketika Sayyidina Umar bin Khattab ra. berjalan-jalan di sebuah desa yang berada di Madinah. Dalam perjalanannya di bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang membawa seekor burung pipit. Dalam genggaman anak itu, burung tersebut dibuat mainan.

Melihat kejadian tersebut, Sayyidana Umar merasa kasihan terhadap burung tersebut. Akhirnya dia pun membelinya dari anak kecil itu dan dilepaskan ke alam bebas. Singkat cerita, Khalifah Umar meninggal dunia.

Pada suatu kesempatan terdapat seorang ulama melihat Sayyidina Umar. Dalam mimpinya ulama tersebut bertanya kepadanya. “Wahai Amirul Mukminin, apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?” “Allah telah memberikan sebuah pengampunan kepadaku,” jawab Sayyidina Umar. “Sebab apa Allah memberikan pengampunan tersebut, apakah karena kedermawananmu, apakah karena keadilanmu atau sebab zuhudmu?” tanya ulama tersebut penasaran. “Ketika semua orang meletakkanku ke dalam liang lahat dan menutupiku dengan tanah, serta meninggalkanku satu per satu, kemudian datanglah dua malaikat yang sangat mengerikan, sehingga membuat badanku gemetar. Lalu keduanya pun mengangkat badanku serta mendudukanku. Mereka hendak menanyaiku. Sebelum sempat keduanya menanyaiku, terdengar suara tanpa rupa yang menghardik keduanya.  “Tinggalkan hamba-Ku ini! Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya, dan segala dosanya telah Aku ampuni karen dia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhiratnya,” cerita Sayyidina Umar kepada ulama tersebut.

 



Share & Like Post ini :
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *