Ponpesma Unisla
Artikel

Belajar dari Ilmuan Muslim Zaman Old

Share & Like Post ini :


Belajar dari Ilmuan Muslim Zaman Old

Oleh : Ust. Muh. Makhrus Ali Ridho

*(Ustadz Madin Ponpesma)

 

SuaraPonpesma. Penulis pada kesempatan ini berusaha mengupas sejarah keilmuan Muslim di abad pertengahan, kemudian penulis mengambil pelajaran dari abad pertengahan tersebut. Pada pertengahan abad para muslim begitu antusias dalam mempelajari al-Qur’an dengan memahami makna-makna yang terkadung dalam ayat-ayat al-Qur’an, sampai-sampai pada masa ini disebut dengan:

تقدمت الحضرة بتقدّم العلوم (Kemajuan Peradaban Keilmuan)

Dan ada juga yang menamainya “masa keemasan dalam dunia keilmuan”, sehingga banyak para ilmuan Muslim yang menemukan berbagaimacam ilmu eksperimen, seperti: Kimia, fisika begitu juga ilmu kedokteran.

Asal mula para filusuf Muslim menemukan macam-macam ilmu pengetahuan pada pertengahan abad adalah dengan caramemperhatiakan dengan sungguh-sugguh makna dan kandungan ayat-ayat al-Qur’an, seperti makna firmah Allah dibawah ini:

أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ . . . . . . .(١٨٥

Artinya: “Dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, . . .” (al-A’raf : 185)

أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى الإبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (١٧)وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (١٨)وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (١٩)وَإِلَى الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (٢٠)فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ (٢١

Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (al-Ghasyiyah : 17-21)

Lewat pemahaman inilah, para filosof muslim tidak tinggal diam, seolah-olah para filosof muslim diperintah oleh Allah membuktikan isi kandungan ayat diatas, dan akhirnya memalui observasi-observasi (membongkar rahasia Allah), para filusuf muslim menemukan penemuan baru, diantaranya adalah Jabir ibn Hayan dengan penemuannya metode eksperimen seperti Kimia, Abu Bakar al-Razi beliau pertama kali menemukan Asam Sulfat dan Ibnu Sina dengan penemuannya ilmu kedokteran dan dalam ilmu biologi al-Qur’an pun sudah menjelaskan:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (١٢)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (١٣)ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (١٤

Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (al-Mu’minun: 12-14)

Masih banyak lagi ayat al-Qur’an yang kandungannya berisi jawaban ilmu-ilmu sains. Itulah peradaban muslim dalam dunia ilmu pengetahuan yang dikatakan sangatlah pesat, yang kesemuanya mengambil pelajaran dari al-Qur’an, sesuai dengan firman Allah:

وَلَقَدْيَسَّرْنَاالْقُرْآنَلِلذِّكْرِفَهَلْمِنْمُدَّكِرٍ (١٧

Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (al-Qomar: 17)

Sampai enam kali dalam surat al-Qomar Allah SWT menurunkan ayat dengan lafadz yang sama, yaitu (فَهَلْمِنْمُدَّكِرٍ)“Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”.Pertanyaannya, dizaman sekarang hanya berapa umat muslim yang benar-benar memperhatikan makna dan kandungan ayat al-Qur’an?, apakah kita tidak malu sebagai umat muslim yang punya al-Qur’an jarang meneliti didalamnya?, jangankan meneliti, mebacapun kita sudah jarang, apakah kita sadar dengan hal itu? Padahal tugas kita hanya mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ditemukan oleh para filosof Muslim dalam abad pertengahan.

Seharusnya kita harus bangga mempunyai pendahulu (tokoh-tokoh muslim) yang banyak berkiprah dan menjadi penemu-penemu dalam ilmu pengetahuan, dan kita harus mempunyai semangaat tinggi dalam meneruskan perjuangan mereka, sehingga kita tidak ketinggalan dalam dunia pengetahuan, dan berdampak memajukan negara kesatuan republik Indonesia.Karena 30 tahun kedepan, ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh semua manusia, dan persaingan antar negara dalam ilmu pengetahuan sangatlah ketat, jika kita mau memikirkan hal itu dan mau bergerak demi majunya ilmu pengetahuan dan kemajuan negara kita tercinta republik Indonesia, maka tidak ada kemustahilan tercapainya keberhasilan kita, dan apa lagi kita punya al-Qur’an (kitab suci petunjuk bagi manusia untuk menjwab semua permasalahan yang ada didunia), dan hakikatnya semua ada dalam al-Qur’an, tidak hanya ilmu pengetahuan.

Kalau diperkirakan sesuai rasionalitas 30 tahun yang akan datang peranan ilmu sains dalam kehidupan manusia sangatlah berpengaruh, karena kaitannya dengan kebutuhan produksi bahan pokok yang terus meningkat, maka dari itu sebagai warga negara Indonesia kita harus benar-benar mempunyai semngat yang membara untuk belajar sains dan memelihara lingkungan disekitar kita, karena sebenarnya jika lingkungan hidup kita di darat maupun dilaut tidak kita jaga bersama, maka akan mengakibatkan kerusakan dan timbulnya kerusakan itu bukan karena siapa-siapa, tetapi karena kita sendiri, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat (al-Rum: 41)

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤١

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Itulah Islam, yang selalu menjunjung tinggi kemakmuran lingkungan hidup di darat maupun di laut, jika ada umat Muslim yang merusak lingkungan hidup, maka harus dipertanyakan Imannya, karena dalam Islam tidak pernah mengajarkan cara bagaimana merusak lingkungan hidup.

Selain dalam ilmu pengetahuan (sains), kita tidak boleh melupakan suritauladan Rasulullah SAW yang sesuai dalam firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”

Kejadian yang nyata yang sudah kita rasakan dan kita lihat bersama-sama, dalam dunia pemerintahan atau juga dunia pengetahuan, kita sering menemui pelanggaran-pelanggaran hukum seperti korupsi, perzinaan, politik kotor dan lain sebagainya, pertanyaannya:Apakah kurang pintar para pejabat?Apakah kurang pintar para pengajar?. Tentu jawabannya TIDAK, mereka kebanyakan sangat pintar dan membidangi apa yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi kenapa mereka masih korupsi? Kenapa mereka masih berzina? Dan kenapa mereka masih berpolitik secara kotor? Semua ini jawabannya ada pada bagaimana akhlak mereka.

Ayat diatas menjelaskan bahwa kita harus mensuritauladani Rasulullah SAW, karena dalam diri Rasulullah tidak pernah berbuat jelek, tercela atau berbuat kejahatan selama Rasulullah hidup di dunia. Percuma sepintar apapun kita dalam ilmu pengetahuan tetapi tidak berakhlak, sebagai contoh banyak kita ketahui orang-orang pintar didunia pemerintahan yang lalai dan mengambil hak orang lain (korupsi), dan banyak juga dalam dunia pendidikan seorang guruyang tertarik oleh salah satu muridnya dan akhirnya mengajak bahkan memaksa untuk berbuat zina, dan banyak lagi contoh di sekeliling kehidupan kita perbuatan tercela dan tidak berbudi pekerti. Selama kita mempunyai ilmu dan berbudi luhur atau berakhlakul karimah seperti Rasulullah SAW, Insya Allah, Allah akan selalu menjaga kita dan anak turun kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT dan disetiap tarikan dan hembusan nafas kita, begitu juga setiap langkah dalam kehidupan kita selalu dijaga oleh Allah SWT, Amiin…

Demikianlah sedikit pengetahuan yang dapat kami tulis, dengan harapan semoga bermanfa’at fiddini wa dunya wal’akhirah dan bagi semua pembaca dapat termotivasi dengan peradapan para Ilmuan Muslim pada abad pertengahan, sehingga para pembaca menjadi cendikiawan Muslim Indonesia yang cerdas dan berakhlakul karimah, Allahumma Amiin Ya Robbal’alamiin…



Share & Like Post ini :
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *